[Si Miskin Boruto] Chapter 1: Sebuah Perubahan



Chapter 1

:

Sebuah Perubahan

:
:


Seorang lelaki muda menaruh tasnya di atas meja makan yang berada di dapur. Hal yang tak pantas dilakukan oleh seorang anak padahal kedua orang tuanya itu sedang duduk dan makan di meja itu. Setelah menaruh tas itu, ia pun ikut duduk.

“apa-apaan ini, di mana sopan santunmu,” ucap seorang pria berambut pirang dengan tatapan marah kepada orang yang diketahui adalah anaknya. “Boruto, ambil tasmu, jangan taruh di meja makan, tidak sopan menaruh tas di meja makan saat orang tuamu sedang makan” kata seorang perempuan yang diketahui adalah ibunya.

“Diam bu, aku capek!” gertak pemuda itu dengan air mata yang menetes mengenai telapak tangan ibunya yang saat itu akan memegang anaknya itu. “Kau kenapa Boruto, tidak biasanya kau begini?” tanya sang ibu penuh perhatian.

Sang ayah yang awalnya marah pun terdiam saat melihat putra kesayangannya itu menangis di depan mereka. “Kau kenapa Boruto?” dengan mengais tersedu-sedu, anak yang diketahui bernama Boruto itu pun berkata “Aku sudah muak, Gadis itu terus-menerus menggangguku, hiks! mentang-mentang aku miskin ia selalu mengejekku,”

“Gadis? siapa, lalu kenapa ia selalu mengejekmu?” tanya sang ibu. Baru akan menjawab, sang ayah angkat bicara “kau ini laki-laki, kau harus kuat, dibully gadis kau malah menangis, tunjukan kejantananmu di hadapannya, eeehhh, maksudku bukan yang ‘-itu-‘,”

“Ayah lebih baik diam, ayah tidak tahu apa-apa soal gadis itu, dia adalah pemimpin gang perempuan di sekolah yang mayoritas anggotanya adalah orang kaya raya,” Naruto atau sang ayah hanya bisa terdiam mendengar perkataan anaknya itu.

“Meskipun kau miskin, tapi kau adalah anak yang pintar, jarang orang seperti kita bisa masuk ke sekolah itu, sekolah elite di Konoha,” ucap Hinata atau sang ibu untuk memecah kesunyian dan keterpurukan Boruto.

==--OoO--==

Maklum, Sekolah Menengah Atas Konohagakure atau yang sering disingkat SMAK merupakan sekolah elit yang mayoritas pelajarnya adalah orang yang pintar serta berdompet tebal. Hanya sedikit orang seperti Boruto yang bersekolah di sana. Kebanyakan karena mendapat Beasiswa karena mereka pintar.

Untuk masuk ke sekolah ini saja, siswa harus membayar sebesar 10 juta untuk pendaftaran, administrasi, dan Ruangan. Serta setiap bulan wajib membayar sekitar 1 juta untuk uang Komite dan 500 ribu untuk hal yang lainnya sehingga totalnya adalah 1 juta 500 ribu.

Jumlah itu bukanlah jumlah yang sedikit bagi Boruto dan keluarganya. Apalagi ayahnya hanya seorang tukang di Konoha dan ibunya penjual Gado-gado keliling di sekitar kompleks tempat mereka tinggal.

Berkat uluran tangan Dermawan pemilik Sekolah itu yang bernama Jiraiya, Boruto diizinkan mengikuti tes dan berhasil lulus serta mendapat beasiswa Sampai Lulus. Walau sebenarnya nilainya itu sangat jatuh di matematika dan Fisika. Namun, Karena Kemampuan Berbahasa Inggris serta Sastra yang kuat ia diterima.

Selain Sastra dan Berbahasa Inggris, Boruto juga memiliki ingatan dan Fokus yang kuat. Itu sangat membantunya dalam memahami dan Menghafal pelajaran yang tidak melibatkan hitungan.

Boruto adalah siswa kelas 12 di SMAK yang Belajar di kelas 12-A atau jelasnya kelas Dengan mayoritas siswa pintar di sekolah. Memang dari awal masuk sampai awal kelas 12 ia selalu saja diganggu oleh Sarada dan gengnya.

==--OoO--==

Keesokan harinya, Boruto berseragam. Ia berkaca di kamarnya sambil menarik nafas panjang. “jika sampai gadis itu terus-menerus menghinaku hari ini, aku akan melawan selayaknya laki-laki,” batin Boruto sambil merapikan dasinya.

Tak lama, Ibunya berangkat untuk berjualan sementara ayahnya bersantai di rumah karena tidak ada proyek. Boruto sarapan Gado-gado buatan ibunya yang dikenal enak. Setelah sarapan, ia pun berangkat.

Boruto berangkat dengan berjalan kaki. Sekolahnya berjarak 3 km dari rumahnya. Maka dari itu agar tak terlambat, ia berjalan 50 menit sebelum bel dan tiba 10 menit sebelum bel. Terkadang ia juga sering terlambat. Namun satpam memaklumi itu karena 2 hal yaitu ia berjalan kaki dan kedua karena sangat jarang terlambat.

Setibanya di depan gerbang, tiba-tiba sebuah klakson mobil sport pink berbunyi di belakangnya. Itu membuatnya sangat kaget dan segera menyingkir. “hey miskin, awas dari jalanku, kau bisa membuat mobilku ini lecet,” ucap Sarada atau gadis yang selalu mengganggunya.

Tidak seperti biasanya, kali ini, Boruto merespons semuanya secara baik dengan menyingkir. Ia pun melanjutkan perjalanannya dengan menaruh tangannya di saku celananya. Sarada yang berteriak dari jendela mobil pun hanya dapat terpaku diam melihat orang yang bisa dibilang selalu heboh itu.

Biasanya, Bila Boruto dihina atau diejek oleh Sarada, Boruto akan merespons dengan marah dan membalas ejekan Sarada. Dan lebih parahnya lagi, mereka berdua sering terlibat adu tangan walau berakhir dengan kekalahan Boruto. Ini dikarenakan Boruto dikeroyok serta karena Sarada juga mengikuti perguruan.

==--OoO--==

Di dalam kelas, Boruto mengikuti pelajaran dengan baik dan tenang. Itu sudah biasa terjadi. Boruto hanya memfokuskan pandangannya ke arah papan tulis dan sesekali berbalik jika dipanggil oleh temannya.

Di sisi lain, Sarada yang juga satu kelas dengan Boruto dari tadi memperhatikan orang yang selalu ia ejek itu. “hari ini kenapa anak miskin itu tidak merespons ejekanku, diam di kelas memang biasa ia lakukan, tapi di luar kelas ia tidak mungkin diam,” batin Sarada bingung.

Kring...Kring...Kring.

Bel tanda istirahat pun berbunyi. Suara itu didengar bagaikan sebuah suara alat musik yang merdu di telinga para siswa. Seperti biasa, Boruto bersama teman-temannya keluar. Sudah biasa, Boruto ditraktir oleh Teman-teman satu gengnya yaitu Shikadai, Inojin, dan Rama.

Walau rasanya tidak enak ditraktir oleh mereka terus, Namun terpaksa ia terima karena ia tidak pernah membawa uang dan ia pasti lapar saat istirahat. Maklum, masuk jam 8 dan istirahat jam 12 dan pulangnya nanti jam 17. Jika ia tidak menerima kebaikan teman-temannya, ia pasti bisa pingsan di kelas.

Seperti biasa, Mereka makan bersama sambil bercerita dan tertawa. Setelah selesai makan, Mereka pun berjalan pergi menuju Perpustakaan. Buka untuk membaca melainkan menikmati AC sambil menonton Tv yang tersedia di perpustakaan.

Boruto seperti biasa ia menonton sambil membaca buku. Di perpustakaan itu memang tersedia 5 Tv dan selalu dikunjungi siswa setiap istirahat. Terkadang mereka harus rebutan. Sebenarnya di kelas mereka terdapat TV, namun sayangnya tidak terdapat siaran.

Setelah bosan, mereka memutuskan untuk pergi ke taman sekolah. Duduk di sana sambil memandangi Pucuk-pucuk di sana. Bahkan tak jarang terlihat beberapa pasangan sedang melakukan hal romantis di taman sekolah itu.

SMAK memiliki halaman yang sangat besar. Hampir semua fasilitas ada di sana. Taman adalah salah satunya. Namun, SMAK juga memiliki beberapa satpam yang ditugaskan berkeliling setiap saat. Ini membuat keamanan SMAK lebih terkendali.

Kring...Kring...Kring

Bel tanda masuk kelas sudah berbunyi. Bunyi itu bagaikan suara kematian terutama Kelasnya Boruto sekarang. Mereka mendapat giliran mata pelajaran guru terjahat SMAK. Guru Fisika. Mendengar namanya saja, Seluruh siswa pasti akan merunduk. Terutama bagi Boruto yang sangat lemah di fisika dan matematika. Guru itu bernama “Hatake Kakashi” satu-satunya guru yang memakai penutup mulut atau masker di SMAK.

Ada rumor bahwa Kakashi mulai memakai masker itu semenjak di tinggal mati oleh pacarnya sewaktu mereka masih SMP. Setelah saat itu, Ia tidak pernah melepas maskernya kecuali saat sedang mandi, makan, dan tidur.

Siang itu, suasana kelas begitu sunyi. Semua siswa menunggu kedatangan sang guru dengan panik. Semua berharap ia hanya akan memberi tugas lalu pergi. Namun, sang guru akhir-akhir ini tidak terlalu sibuk. Ia selalu mengajar walau itu hanya 2 jam saja dan 1 jam sisanya siswa bermain karena sang guru pergi.

Sebuah bayangan pun terlihat didepan pintu. Detak jantung seluruh siswa semakin keras. Kemudian munculah kaki yang memasuki ruangan. Hentakan kaki itu benar-benar membuat jantung mereka serasa mau berhenti. “siang semua,” ucap sang guru dengan nada datar.

“s-siang pak guru,” ucap semua siswa dikelas bersamaan. “ada Pr kan? ayo yang tidak kerja sekarang maju, sebelum saya berdiri,” ucap Kakashi sambil mengambil cambuk kesayangannya yang selalu ia bawa didalam saku celananya.

“gawat, aku lupa mengerjakannya, bagaimana ini,” batin Boruto yang satu hati dengan siswa yang lain yang tidak mengerjakan. Perlahan dan pasti, Boruto menjadi orang pertama yang maju dan diikuti teman satu gangnya. Kemudian diikuti Sarada dan beberapa siswa yang lainnya termasuk seluruh gang Sarada dikelas itu.

“Sarada, kau tidak mengerjakan tugas lagi, kau buat malu saja nama ayahmu, sini kau,” Kakashi sambil mengayunkan cambuknya. Muka Sarada saat itu benar-benar panik. Boruto mengambil langkah mundur cukup jauh agar tidak terkena cambukan sang guru yang bisa dibilang mematikan.

Cambukpun diayunkan dengan keras kepantat Sarada “Nkgh,” keluh Sarada kesakitan bahkan keluar air matanya. Sarada pun kembali ketempat duduknya. “kau lagi, Padahal diberi beasiswa bukannya rajin malah pemalas...” sebuah cambukan yang bahkan lebih keras diayunkan kepantat Boruto dua kali. Boruto benar-benar kuat dan tabah. Ia menahan sakit itu dan kembali duduk.

Terlihat Sarada belum mampu duduk. Ia berdiri sambil mengelap air mata kesakitannya. Beberapa siswa yang lain yang duduk benar-benar merasakan sakit saat duduk tak terkecuali Boruto dan teman-teman laki-lakinya yang dipukul keras sebanyak 2 kali dititik yang berbeda.

Kelas pun berjala seperti biasa dengan begitu sunyi dan sesekali keluar suara jika ada yang bertanya atau Kakashi yang bertanya.

==---OoO--==

Saatnya pulang. Boruto memasukan buku-bukunya ketas lalu berjalan keluar bersama teman-temannya. Kala itu, Sarada masih duduk terdiam dibangku dan menundukan mukanya. Boruto dan teman-temannya melihat Sarada “ia pasti takut jika guru Kakashi melaporkan hal ini pada ayahnya, kasihan juga dia,” ucap rama sambil berjalan keluar pintu.

Boruto hanya terdiam lalu berjalan keluar. Dan terlihat beberapa teman perempuannya mendekati Sarada. Boruto dan teman-temannya pun keluar. “kalian semua, sampai ketemu besok,” ucap Boruto melambaikan taman diparkiran motor. “hey Boruto, kau benar tidak mau kami antar sesekali?” tanya shikadai. “tidak, terima kasih, aku lebih suka jalan kaki,” ucap Boruto lalu berjalan meninggalkan teman-temannya yang lagi starter motor mereka.

==--OoO--==

Ditengah-tengah perjalanan pulangnya, Boruto melewati jalan raya yang sebenarnya mulus namun becek karena tadi siang turun hujan deras didaerah itu. Ia berjalan begitu santai sampai tiba-tiba mobil Sport pink melaju disampingnya dan menabrak air sehingga percikan air itu membasahi seragam Boruto.

“hey awas anak miskin,” ucap seseorang yang ternyata bukan Sarada sedang mengendarai mobil itu. “makan itu air, dasar anak miskin.,” ucap seseorang yang duduk dibangku depan yang ternyata bukan Sarada.

Boruto sempat melihat semua penumpang didalam mobil tersebut. Ia menahan amarahnya. “dasar, perempuan-perempuan itu masih saja mengangguku,” batin Boruto. Namun, ia sempat melihat Sarada saat itu sedang duduk dibangku belakang sambil menatap kebawah penuh kehawatiran tanpa melihat sekitar.

Boruto pun kembali melanjutkan perjalanan pulangnya walau bajunya sudah setengah basah.

==--OoO--==

Keesokan harinya, Hari berjalan seperti biasa. Naruto berjalan kesekolah dengan berjalan kaki dan selalu bertemu Sarada yang membawa Mobil Sedan putih yang baru dibelikan sang ayah. Namun, Tidak ada ejekan yang keluar dari mulut Sarada dia hanya melihat Boruto sekilas lalu kembali memusatkan fokusnya pada jalan. Hal itu jelas membuat Boruto bingung sebingung Sarada dibuat bingung Boruto kemarin.

Setelah mobil Sarada telah jauh dari Boruto, ia melanjutkan perjalanannya kesekolah. Setibanya didepan gerbang sekolah, ternyata ia sudah telat. Satpam sudah menutup gerbang. Boruto dengan cepat melesat kepos Satpam dan meminta satpam membuka gerbang. “sekarang kau malah terlambat lagi, Boruto,” ucap satpam. “iya, aku jalannya memang agak siang, tolong bukakan pintunya,” mohon Boruto.

“huh, oke,” ucap saptam seraya berjalan dan membuka gerbang membiarkan Boruto masuk lalu menutupnya lagi. “kau pergi melapor keguru piket dulu sana, jangan sampai terulang kembali,” ucap satpam itu lalu berjalan kepos satpam.

Boruto pun mengikuti petunjuk sang satpam dan berjalan menuju Guru piket yang berada di ruang BK. Setibanya disana, ternyata ruang BK terkunci ia pun berjalan menuju kelasnya yang ternyata belum ada guru.

==--OoO--==

“kemana guru kita?” tanya Boruto pada temannya yang sedang mengerjakan tugas. “guru Matematika sekarang sedang sibuk, ia memberi kita tugas,” ucap rama. “kau telat lagi, sudah kubilang lebih baik kami menjemputmu dan mengantarmu pulang saja, kami tidak keberatan,” ucap shikadai dengan nada sedikit marah. “tidak, aku lebih suka jalan kaki, lebih sehat,” ucap Boruto. “kau keras kepala sekali Boruto, nanti jika kau terlalu sering terlambat dan di skors, Bagaimana?” tanya Inojin yang juga sedikit marah akan kelakuan Boruto yang menolak kebaikan teman-temannya.

“terima kasih, namun dengan mentraktirku makan setiap hari saja aku sudah bersyukur, terima kasih karena kalian sudah baik dan peduli padaku,” ucap Boruto yang langsung membuat teman-temannya itu terdiam.

Disisi lain, Sarada dari tadi memperhatikan Boruto dan mendengar semua pembicaraan mereka. Chocho yang dari tadi melihat Sarada melamun sambil memandangi Boruto dan rekan-rekannya pun menyadarkannya. “hey, sara, Sarada, hey, sadarlah,” ucap Chocho sambil mengoyang-goyang tubuh Sarada. “Hn., ada apa?” tanya Sarada sambil terkejut menyadari lamunannya.

“Kau kenapa, kenapa terus memandangi Boruto, apa kau sedang mencari ide untuk mengerjainya?” ucap Chocho dengan senyum jahilnya. “t-tidak, aku sudah malas mengerjainya, sudah tidak menarik lagi,” tanpa sadar ia mengucapkan kata-kata itu membuat Chocho dan beberapa teman segangnya bingung. “apa? Menarik, apa yang membuatmu tertarik padanya sehingga mengerjainya,” ucap seorang perempuan yang diketahui bernama Yunita.

“Sifatnya itu menarik perhatianku padanya, makanya aku sering mengganggunya untuk mendapat perhatiannya,” lagi-lagi Sarada tanpa sadar berbicara hal itu yang didengar hampir seluruh teman-temannya. Semua perempuan yang mendengar itu pun hanya terdiam. Sarada hanya menatap langit-langit dengan diam dan penuh lamunan.

“melihatnya cuek padaku membuatku kesal,” tambah Sarada. Tiba-tiba “tunggu, apa yang aku ucapkan,” Sarada dengan muka yang panik. Semua temannya dibuat Sweatdrob karena ternyata Sarada masih melamun saat mengucap kata-kata itu.

Sarada yang tidak dapat menahan malunya membuat ia segera melarikan diri keluar kelas dan diikuti teman dekatnya yang bernama Chocho. Teman-temannya dibuat bingung akan hal itu. Boruto pun melihat kepergian Sarada dengan begitu intens.

Tanpa disadari, Teman-teman Sarada melihat Sarada lalu bergeser melihati Boruto yang lagi melihati Sarada keluar kelas. menyadari ia ditatap, Boruto dengan cepat mengalihkan perhatiannya pada tugasnya kembali. Teman-teman Sarada pun hanya bisa saling bertatapan bingung.

==--OoO--==

Dibelakang kelas, Sarada sedang duduk ditemani Chocho. “apa pendapatmu tentang yang aku katakan tadi? aku sama sekali tidak menyadarinya,” ucap Sarada yang bahkan lebih bingung dari teman-temannya. “kurasa kau menyukai Boruto, sepertinya karena sering mengangunya kau terbawa perasaan padanya,” Ucap Chocho menjelaskan situasi.

“pastas saja, perasaan aneh ini,” ucap Sarada karena ia belum pernah merasa jatuh cinta pada seseorang. “Sekarang aku mengerti kenapa sikapmu 2 hari ini sangat berbeda,” ucap Chocho. Kemudian perlahan Sarada kembali kekelas tanpa menceritakan apapun pada teman-temannya yang masih bingung.

Hasil dari pembicaraan itu adalah Chocho mengetahui bahwa Sarada patah hati karena Boruto berubah sikap menjadi Boruto yang tidak ia kenal.

Kring...kring...kring

Bel istirahat pun berbunyi. Semua siswa pun keluar dari kelasnya dan pergi menuju kantin. Boruto dan teman-temannya pun berjalan menuju kantin untuk makan siang. Kali ini Boruto seperti tidak ada Nafsu untuk makan.

Disisi lain, Sarada juga tidak ada nafsu untuk makan. mereka beruda hanya minum susu. Boruto minum rasa Vanila sementara Sarada Strobery. Tempat duduk mereka memang sangat berjauhan tapi tetap saja mereka dapat saling melihat apalagi mereka duduk berhadapan walau terhalang oleh teman-temannya.

“hey Boruto, yakin tidak mau makan?” ucap Rama “tidak, aku minum susu ini saja,” ucap Boruto sambil menunjukan susu yang sedang ia minum pada rama. “terserah kau saja,” rama lalu melanjutkan Makannya.

Setelah mereka selesai makan, Mereka memutuskan untuk duduk dulu sebentar mencerna makan siang mereka. “hey, sebenarnya ada apa dengan Kau dan Si Sarada itu, 2 hari ini sifat kalian berdua berubah,” ucap Inojin. “entahlah, kemarin aku berusaha untuk merubah sikapku jika diganggu Sarada., sepertinya itu berhasil karena seharian ia tidak mengangguku, namun ada yang merasa mengganjal di hatiku,” ucap Boruto.

“hey, Benar juga, hari ini Sarada juga tidak menganggumu,” ucap rama. “perasaan yang menganjal dihatimu, apa kau menyukai Sarada?” tanya Shikadai sambil melipat tangannya dibelakang kepalanya dan bersandar.

Tiba mendengar shikadai berkata begitu, Boruto yang lama pun kembali. “huh, tidak mungkin aku mencintai orang seperti itu, ia selalu membuatku kesal karena sering mengangguku,” ucap Boruto sambil berdiri dan menahan rona pipinya walau terlihat sedikit samar. “tidak menyukai, huh, lihat pipimu sedikit merah,” ucap Inojin sambil menunjuk pipi Boruto. “t-tidak, mungkin ini karena udara yang panas,” ucap Boruto padahal ruangan kantin itu Ber-AC dan ia tidak berkeringat.

Tanpa mereka semua sadari, Sarada lagi-lagi melihat Boruto yang bersikap layaknya Boruto itu sendiri. Perlahan senyum terbentuk diwajah Sarada. “kau sudah kembali Boruto,” batin Sarada tanpa ia sadari dan tidak diketahui semua teman-temannya. “tunggu, apa yang kupikirkan, Sadar Sarada,” batin Sarada menegur dirinya sendiri yang terbawa suasana melihat sifat Boruto yang telah kembali seperti semula.

==--OoO--==

Saatnya pulang. Lagi-lagi Boruto menolak kebaikan teman-temannya untuk mengantarnya pulang. Ia berjalan seperti biasa walau ia menahan lapar karena tidak makan siang. Hal itu jelas membuat tubuhnya lemas ditambah cuaca yang panas saat itu membuat keringatnya berjatuhan. “panas sekali, pakai badanku lemas karena tidak makan siang tadi,” keluh Boruto dalam hati.

Jauh dibelakangnya, Mobil sedan Putih sedang berjalan lambat. Itu adalah Sarada yang sedang memperhatikan Boruto yang saat itu berjalan tidak seperti biasanya. “dia kenapa? apakah dia sakit?” Batin Sarada semakin mendekati Boruto yang berjalan lemas.

Tiba-tiba tanpa disangka disebuah depan sebuah lorong muncul 2 orang yang memakai sepeda motor sedang dikejar orang-orang. Mereka adalah pencuri. Tanpa melihat, pencuri yang mengendarai motor itu pun Menabrak Boruto yang sedang dalam keadaan lemas dan tidak Fit. Sebenarnya ia tidak ditabrak. Ia hanya kesenggol oleh motor itu. Karena lemas, senggolan itu terasa sangat keras sehingga membuatnya jatuh menghantam aspal.

Warga yang melihat kejadian itu semakin geram sehingga berlari dengan kecepatan penuh mengejar pencuri sekaligus penabrak lari itu. Sarada yang melihat kejadian itu dengan cepat mendatangi Boruto dengan mobilnya lalu ia mendatangi Boruto.

“Nghk, Sial, Awww, sakit sekali,” ucap Boruto meringis kesakitan. “Boruto, apa kau terluka,” Sarada yang berlari menghampiri Boruto. “s-Sarada, aww,” ringis Boruto saat akan berdiri. “sini aku bantu kau,” Sarada sambil mengulurkan tangannya membantu Boruto berdiri.

“terima kasih, sejak kapan kau begitu perhatian padaku?” ucap Boruto sedikit menahan sakit. Tanpa ia sadari, pertanyaan itu membuat Sarada salah tingkah dan pipinya merona. “kau tidak apa apakan?” tanya Sarada mencoba menutupi pertanyaan Boruto. “iya..! aku baik-baik saja,” ucap Boruto.

“ayo aku antar kau pulang,” Sarada lalu memegang tagan Boruto dan menariknya kearah mobil. “tidak, aku jalan kaki saja, rumahku juga sudah dekat,” ucap Boruto sambil menahan langkahnya. “kau kan terluka, ayo naik, aku antar kau pulang, aku tidak tega melihat anak miskin sepertimu terluka dan terpaksa jalan kaki untuk pulang,” ucap Sarada yang sama sekali tidak ada maksud untuk menyindir atau menghina. “Cepat naik, aku akan mengantarmu sampai rumah,” tambah Sarada

Boruto tahu itu bukan maksud Sarada untuk menyindir atau menghina atau juga mengejeknya. “sebaiknya kuturuti saja maunya, aku tidak mau malah ia nanti benar-benar mengejekku,” batin Boruto lalu memasuki mobil Sarada. Ia duduk dibangku depan dikarenakan di bangku belakang banyak barang.

==--OoO--==

Didalam mobil, Sarada memfokuskan perhatiaannya pada jalan sementara Boruto dari tadi memperhatikan luka-lukanya. “itu Cuma luka kecil, nanti sembuh sendiri,” ucap Sarada dengan nada datar sambil memfokuskan arah kejalan. “ya aku tahu, tapi luka seperti ini sangat perih jika terkena air,” Boruto sedikit tersenyum. “kau benar, miskin,” ucap Sarada sambil tersenyum.

“kau tahu, aku senang kau kembali seperti biasa Boruto, aku jadi punya korban untuk diejek,” batin Sarada sedikit melirik Boruto. “ternyata kau tidak begitu buruk Sarada, awalnya kukira kau hanya gadis yang kasar dan sukanya menganggu orang, tetapi kau ada sisi baiknya juga ya,” batin Boruto sedikit melirik Sarada.

Namun, Saat akan melirik yang kedua kali, Sarada dan Boruto ternyata sama-sama melirik diwaktu bersamaan. Menyadari itu, mereka membalikan kepalanya. Boruto melihat keluar jendela sementara Sarada memperhatikan jalan.

Setibanya dirumah Boruto, mereka sedikit berbincang. “hey miskin, kau harus masuk besok, jangan bilang karena luka kecil seperti itu kau jadi tidak bisa sekolah,” ucap Sarada. “ya...ya, dasar sombong, aku akan tetap masuk,” ucap Boruto seraya keluar dari mobil. Tanpa disadari, senyum terbentuk di bibir mereka berdua. “bagaimanapun, terima kasih sudah mengantarku pulang Sombong,” ucap Boruto tanpa balik muka karena saat ini mukanya benar-benar merah. Tapi ternyata Sarada juga sama.

==--OoO--==

“aku pulang,” ucap Boruto lalu berjalan kedapur. “kau sudah pulang Boruto, cepat makan,” Hinata sambil memperhatikan putranya itu. “ya, aku ganti baju dulu,” ucap Boruto seraya menutupi luka dilengannya.

Setelah selesai mengganti baju, Boruto melanjutkan perjalanannya kekamar mandi untuk mencuci luka-lukannya setelah itu, ia keluar dari kamar mandi lalu mencari obat luka di Laci. Namun, sebagai seorang ibu yang baik dan bertanggung jawab serta menyayangi buah hatinya, Hinata mengetahui bahwa putranya itu sedang terluka.

:

:
:
Bersambung

Tidak ada komentar

Postingan Terbaru

[Si Miskin Boruto] Chapter 2 : Gadis Yang Menyebalkan

Chapter 2 : Gadis Yang Menyebalkan : : Hinata yg mengetahui Boruto terluka pun segera mendekati Boruto yg sedang mencari ...

Diberdayakan oleh Blogger.